Sunday, December 25, 2011

Kiat Sukses

Kiat Sukses Dari Pengalaman.

Saat George Bush masih presiden AS, Anna Perez (38) adalah sekretaris pers bagi Ibu Negara Barbara Bush. Sudah tentu jabatan tersebut membawa berbagai hak dan kesempatan istimewa. Namun segala privelese itu tidak datang dengan sendirinya. Bahkan setelah lewat 24 tahun, Anna Perez masih dengan gamblang mengingat pengalamannya di kelas tujuh (setara SMP kelas 1). Suatu hari saat berjalan kaki pulang dari sekolah bersama temannya, Anna meliha mebel keluargannya cerai-berai di atas trotoar. Serentak ia menyadari bahwa keluarganya sudah diusir dari rumah itu karena tak sanggup melunasi biaya kontrak rumah.





"Air mata mulai bergulir di pipi saya," kenangnya. Saya benar-benar sedih. Serta-merta saya mengajak teman saya menjauh. Kemudian saya mengeram diri di perpustakaan sampai bejam-jam."

SEMANGAT PANTANG MENYERAH.
Bila dibandingkan, kehidupan Anna Perez dulu dengan kini benar-benar seperti bumi dengan langit. Ia telah "melompat" dari kompleks rumah kumuh ke Gedung Putih. Dari kemelaratan ke kekuasaaan. Bagaimana dia bisa melakukannya? Mengapa tampaknya ada orang yang bisa melakukan lebih banyak, mengatasi rintangan lebih besar, dan bangkit dari kejatuhan lebih cepat?

Orang-orang sukses tampaknya secara intuitif memiliki kemampuan yang luar biasa dalam membuka sumbat kekuatan tersembunyi yang mereka miliki.

Namun, sebenarnya orang biasa-biasa pun bisa meraih sukses, jika mereka tahu bagaimana cara membuka dan mengalirkan energi tersembunyi yang mereka miliki. Energi tersembunyi yang sebenarnya ada di dalam semua orang. Ilustrasi berikut ini barangkali memberikan gambaran lebih jelas bagi Anda.

Selama enam tahun Susan bekerja keras untuk menguasai bidang yang jadi tanggung-jawabnya sebagai asisten manager di bank. Selama masa itu setiap kali merasa cukup mampu, ia melamar untuk menduduki posisi yang lebih senior dengan tanggung jawab lebih besar. Sayang, setiap kali pula sang ibu memadamkan semangat putrinya dengan mengatakan, "Jangan terlalu berharap, nak. Orang-orang lain mengirim lamaran juga. Mungkin saja kau kalah bersaing."

Ini sebuah contoh respon yang sangat buruk. Tanpa disadari, ibu Susan mematok ambisi putrinya cuma pada tingkat "cukup" atau malah kurang, sambil sekaligus mengerosi rasa harga diri Susan. Padahal cara untuk melatih bakat alam adalah justru dengan menerapkan sasaran dan memiliki angan-angan yang tinggi.

APA ADANYA DALAM KEHIDUPAN.
Meskipun W. Clement Stone dan Norman VIncent Peale telah mempromosikan cara berpikir yang positif selama bertahun-tahun, baru akhir-akhir ini ada penelitian serius yang memperkuat bahwa rasa optimistis memberikan sumbangan yang berarti terhadap kesehatan, umur panjang, kreativitas, dan kesuksesan dalam karier. Memang, sikap optimistis atau pesimistis sangat mempengaruhi hasil kerja.

Hal ini ditunjang oleh hasil penelitian psikolog Martin Seligman dari Universitas Pennsylvania, AS, terhadap tenaga sales dari suatu perusahaan asuransi jiwa. Ternyata hasil penjualan mereka yang optimistis 37% lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang pesimistis.

Jadi bagaimana kiat menumbuhkan rasa optimistis itu? "Terimalah diri sendiri tanpa syarat seperti Anda menerima orang lain," kata Prof. David Burns dari Presbyterian University di Pennsylvania Medical Center. Artinya, hilangkan standar ganda. Jangan kita bersikap lunak terhadap kelemahan orang, tetapi bersikap keras terhadap kekurangan diri sendiri. Bila hal ini dilakukan, rasa percaya diri akan tumbuh dengan cukup kuat, sehingga kita akan tahan banting terhadap kekecewaan.

Selanjutnya, halnya dengan rasa cinta dan penerimaan diri, energi, mental dan spiritual yang tersembunyi di dalam diri kita bisa "lepas". Shakti Gawain, pengarang Creative Vizualization, menganjurkan agar setiap hari kita menulis atau mengucapkan semacam "mantera" (walaupun ini bukan mantra) seperti berikut ini untuk membentuk pandangan yang positif terhadap hidup dan menumbuhkan kreativitas:

- Saya menerima diri sepenuhnya, saat ini juga.
- Saya mencintai diri secara utuh, apa adanya.
- Saya akan selalu memperbaiki diri.
- Semua perasaan saya adalah bagian dari diri saya.
- Saya pribadi yang cukup baik dan pantas dicintai, bagaimanapun perasaan saya.
- Saya bahagia telah dilahirkan dan bersyukur bisa hidup.


Bagaimana pandangan positif dapat menjadi kekuatan kreatif yang dahsyat dapat dilihat dari pengalaman seorang ibu, sebut saja Betty. Langsung menikah saat lulus dari sekolah menengah atas, hidup Betty selanjutnya selama 30 tahun diabdikan sebagai ibu rumah tangga penuh. Sebuah pekerjaan mulia yang sudah jarang dilakukan banyak perempuan masa kini. Ketika suaminya meninggal, mendadak ia dihadapkan pada situasi berbeda. Kalau kenyakan orang seusianya sudah mempertimbangkan untuk segera pensiun, Betty malahan memutuskan untuk merealisasi impiannya sejak dulu, yaitu kuliah dan menjadi sarjana.

Sebenarnya pikira Betty sempat mendua. Di satu pihak mendukung, sementara di pihak lain menyudutkan. "Mana mungkin kuliah. Kau sudah terlalu tua untuk belajar serius. Kawan-kawan akan menertawakanmu jika mereka tahu."

Namun Betty berhasil membuang pikiran negatifnya itu dengan berpikir bahwa di seluruh dunia banyak Universitas dan College yang semakin membuka kesempatan bagi orang-orang "tua" dari segala macam bidang profesi. Karena itu apalah ruginya bila ia mencoba mengirimkan beberapa lamaran? Ia pun melamar ke Universitas Singapura. Ternyata ia diterima. Dalam empat tahun ia lulus dengan pujian!

Di abad lalu, seorang pujangga Denmark Soren Kierkegaard, pernah tak bosan-bosannya menantang orang untuk melakukan "lompatan penuh keyakinan". Kierkegaard juga yakin semua orang memiliki kesempatan untuk mengubah impiah menjadi kenyataan. Tapi kalau orang itu tak juga berani "melompat" dan bertindak, sampai kapan pun impian itu bakal tetap tinggal imipian!

Ubah Kemarahan Jadi Kekuatan
Debbie Fields, pendiri pabrik kue Mrs. Fields (di Jakarta kue ini bisa diperoleh di berbagai plaza atau mal) yang sudah cukup mendunia itu mengingatkan bahwa sudah sejak berusia 20 tahun ia bermimpi ingin menjual kuenya. Tapi semua orang pemasaran yang dikenalnya tidak mendukung. Bahkan kawan-kawannya sendiri sudah menvonis Debbie akan gagal.

Kata Debbie Fields, "Saya benar-benar ngeri. Tetapi kemudian saya berkata kepada diri saya sendiri, jika gagal juga tidak apa-apa". Debbie Fields sukses karena ia memilih untuk mengambil resiko dan melakukan "lompatan". Ia mengubah impian menjadi tindakan.

Kemarahan jelas tidak mendukung. Setiap orang bisa marah. Kemarahan yang ditekan bukan saja tidak sehat secara emosional, tetapi juga menghanyutkan kreativitas. Yang harus dikerjakan adalah mengubah kemarahan itu menjadi kekuatan yang positif.

Karena di dalam hidup kita pasti menghadapi perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, ada saatnya keputus-asaan muncul dengan akibat kekuatan kreatif terhambat. Namun mengacu kembali pada prestasi di masa lalu akan melancarkan kembali proses kreatif dan membangkitkan harapan.

Diplomat Prancis Marcel Carton yang pernah disandera selama tiga tahun oleh teroris sejak 22 Maret 1985 pernah ditanya apa yang membuat semangatnya tetap hidup, tak lama setelah dibebaskan. Jawabannya, ia beruntung karena sebelumnya pernah dipenjarakan selama dua tahun dalam sebuah kamp di Jerman pada masa PD II. "Saya terus katakan kepada diri sendiri bahwa kalau dulu saya bisa melalui cobaan itu, sekarang pun mestinya bisa," katanya.

Tak ada istilah terlalu tua atau terlalu muda untuk membuka "bakat terpendam" talenta, sumber-sumber yang tersembunyi, dan energi kreatifitas kita. Bagaimana kalau kita mulai sekarang?***

Description: Kiat Sukses Rating: 4.8 Reviewer: Sapizuke - Item Reviewed: Kiat Sukses
Posted by: Ronnie Jr
Adda Info Updated at: 12/25/2011

0 komentar:

Post a Comment

____________________________________